Pengalaman Waktu itu Duduk di Kursi Sebelah Sopir

Waktu itu, saya duduk di kursi depan sebelah sopir. Biasanya saya di tengah bersama keluarga, tetapi hari itu saya memilih untuk diam dan melihat sesuatu yang berbeda dari posisi itu.

RA

7/5/20251 min read

man in white dress shirt driving a train
man in white dress shirt driving a train

🎞️ Pemandangan Bukan Cuma Lewat Jendela

Saya bisa lihat jalanan panjang di depan kami.
Pohon-pohon yang berbaris rapi.
Langit biru, awan tipis, dan suara musik yang mengalun pelan.

Tapi yang paling indah,
adalah apa yang saya lihat lewat kaca spion tengah:
wajah-wajah orang yang saya sayang… tersenyum.

💬 Di Kursi Belakang, Mereka Bercanda Lagi

Ibu dan Ayah tertawa bareng,
adik saya nyanyi-nyanyi sama sepupu,
dan keponakan saya pura-pura jadi pemandu wisata.

Tidak ada HP. Tidak ada yang sibuk sendiri.
Hanya orang-orang yang akhirnya benar-benar hadir.
Di jalan yang sama.
Dalam mobil yang sama.
Menuju tempat yang belum tentu penting… tapi bareng.

👂 Sopir Kami Pun Jadi Bagian dari Cerita

Dia tidak banyak bicara.
Tapi cara dia nyalain musik nostalgia,
cara dia hafal rest area terenak,
dan cara dia sesekali senyum di balik setir,
membuat saya merasa:
kami nggak sekadar naik mobil… kami sedang jalanin cerita.

❤️ Duduk di Samping Sopir, Saya Jadi Lebih Paham

Bahwa kadang, kita terlalu sibuk ikut obrolan.
Sampai lupa mengamati.

Dan dari kursi depan ini,
saya melihat:

“Ternyata sesederhana itu ya... kebahagiaan.”
Duduk bareng. Tertawa bareng. Jalan bareng.
Di satu kendaraan yang cukup untuk semua,
dan cukup hangat untuk membuat kita lupa akan jarak.

📞 Kalau kamu belum pernah duduk di depan saat liburan keluarga,
coba deh sesekali.
Lihat semua dari sudut pandang yang lebih tenang.
Dan biarkan mobil besar seperti Hiace jadi jendela kecil ke arah kebahagiaan sederhana.