Cerita Hidup dan Cinta di Balik Kemudi Hiace Premio

Dari balik kemudi Hiace Premio, saya menyaksikan berbagai cerita hidup. Temukan kisah cinta yang terungkap kembali antara pasangan yang telah jatuh cinta lagi — pada orang yang sama. Bergabunglah dalam perjalanan ini!

RA

6/16/20252 min read

man driving vehicle with GPS system turned on
man driving vehicle with GPS system turned on

Hari itu saya menjemput pasangan suami istri, usia mereka mungkin sekitar akhir 40-an. Mereka bilang ingin liburan singkat ke Lembang, “buat refreshing,” katanya. Di mobil, suasana awalnya hening. Ibu duduk di tengah, Bapak di dekat jendela. Seperti pasangan yang sudah terlalu lama saling kenal, tapi entah kenapa… terasa jauh.

Saya diam, cukup mengatur AC agar sejuk dan musik tetap pelan. Tapi perlahan, suasana berubah.

💬 Obrolan Kecil yang Menyambung Lagi

Perjalanan keluar tol Pasteur macet, dan saya dengar Ibu mulai bertanya ke Bapak soal restoran yang dulu pernah mereka kunjungi. Bapak menjawab dengan pelan, lalu menimpali,
“Dulu kamu suka nasi bakarnya, kan?”
Ibu tertawa kecil. “Masih suka, asal nggak terlalu pedas.”

Percakapan kecil itu berlanjut jadi nostalgia. Tiba-tiba mereka seperti lupa sedang bersama supir. Saya hanya jadi saksi di balik spion tengah — dan hati saya ikut hangat.

🧭 Perjalanan yang Menyembuhkan

Mereka minta mampir ke Tangkuban Perahu, lalu ke taman bunga di Cihideung. Saya tawarkan jalur alternatif biar nggak macet, dan mereka setuju.

Di salah satu spot foto, saya melihat mereka selfie berdua. Posisi agak canggung, tapi saya bisa lihat senyum yang jujur.
Waktu kembali ke mobil, Ibu berkata pelan ke saya:
“Pak, liburan gini kayak napak tilas. Kami kayak ketemu versi muda kami lagi.”

Saya cuma senyum. Dalam hati saya tahu: ini bukan sekadar jalan-jalan. Ini perjalanan untuk jatuh cinta lagi, setelah sekian lama sibuk dengan hidup.

🎁 Tugas Saya Bukan Cuma Menyetir

Kadang, yang saya antar bukan hanya orang — tapi juga kenangan, luka yang sembuh, dan hati yang ingin saling menemukan lagi. Mobil ini bukan cuma kendaraan, tapi ruang aman untuk mereka saling bicara, tertawa, diam, lalu bicara lagi.

Sebagai sopir, saya belajar satu hal penting:

Perjalanan itu bukan tentang tempat tujuan, tapi tentang siapa yang kita ajak dan bagaimana kita menjalani waktunya.

❤️ Untuk Kamu yang Ingin Dekat Lagi

Kalau kamu dan pasangan merasa “jauh”, mungkin bukan karena cinta yang habis. Mungkin kalian cuma belum punya waktu untuk benar-benar bersama.

Coba ajak dia pergi. Nggak perlu jauh-jauh. Cukup naik mobil, duduk berdampingan, dan biarkan jalan pelan-pelan mempertemukan kalian kembali.

Dan kalau kamu butuh sopir yang mengerti makna perjalanan, saya siap bantu. Dari balik kursi sopir, saya percaya:
Setiap perjalanan yang niatnya baik, akan pulang membawa hati yang utuh lagi.